INSTALASI AUTOMATIC WEATHER STATION DAVIS (AWS) PT AGRO INDOMAS

Perkebunan kelapa sawit merupakan sektor penting dalam perekonomian negara-negara tropis, khususnya Indonesia dan Malaysia sebagai produsen terbesar di dunia. Namun, produktivitas dan kualitas hasil perkebunan kelapa sawit sangat bergantung pada kondisi cuaca. Variasi iklim dan perubahan pola cuaca yang ekstrem dapat memberikan dampak signifikan, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap tanaman, sistem produksi, hingga kesejahteraan petani.

1. Curah Hujan dan Ketersediaan Air

Kelapa sawit membutuhkan curah hujan yang cukup, idealnya antara 1.800 hingga 2.500 mm per tahun. Hujan yang konsisten sangat penting dalam fase pertumbuhan vegetatif dan generatif. Namun, distribusi curah hujan yang tidak merata atau musim kering berkepanjangan dapat menyebabkan:

• Penurunan produksi tandan buah segar (TBS)
• Stres air pada tanaman, menghambat fotosintesis
• Penurunan kualitas buah dan rendemen minyak

Sebaliknya, curah hujan yang terlalu tinggi dan berkepanjangan dapat menyebabkan genangan air dan penyakit akar akibat kondisi anaerobik.

2. Suhu dan Intensitas Sinar Matahari

Suhu optimal untuk pertumbuhan kelapa sawit berkisar antara 24°C–28°C. Cuaca panas yang ekstrem, melebihi 33°C, dapat mempercepat evaporasi dan meningkatkan risiko kekeringan, sementara suhu terlalu rendah dapat memperlambat metabolisme tanaman.

Sinar matahari sangat dibutuhkan untuk fotosintesis. Hari-hari yang banyak tertutup awan atau berkabut akan mengurangi intensitas cahaya dan menurunkan produktivitas, terutama saat fase pengisian buah.

3. El Niño dan La Niña

Fenomena iklim global seperti El Niño dan La Niña membawa dampak besar terhadap perkebunan kelapa sawit:

• El Niño: menyebabkan kekeringan berkepanjangan di Asia Tenggara, menurunkan produksi karena pohon mengalami stres air yang berat. Dampaknya bisa terasa hingga 6–12 bulan setelah periode kering.
• La Niña: biasanya meningkatkan curah hujan, yang bisa menyebabkan banjir dan mempersulit kegiatan panen, transportasi, serta menyebabkan kerusakan infrastruktur perkebunan.

Cuaca memainkan peran krusial dalam produktivitas dan keberlanjutan perkebunan kelapa sawit. Oleh karena ini pemasangan AWS (Automatic Weather Station) di Perkebunan sawit sangat dibutuhkan sebagai alat monitoring cuaca sebagai langkah awal untuk mengantisipasi ketidakpastian iklim. Dengan adanya AWS, langkah-langkah adaptasi yang dapat dilakukan oleh pengelola Perkebunan kelapa sawit diantaranya yaitu :

• Pengelolaan air yang lebih efisien (irigasi dan drainase)
• Membantu dalam perencanaan penanaman
• Sistem peringatan dini terhadap cuaca ekstrem

Pengelolaan yang responsif terhadap cuaca akan membantu memastikan keberlanjutan industri kelapa sawit dalam jangka panjang, baik dari sisi ekonomi maupun lingkungan.

AWS Davis PT Agro Indomas sudah terkoneksi dengan server PT MNI, sehingga pengguna bisa mengecek hasil setiap waktu. Konektivitas ini juga mampu menjadi alat monitoring terhadap kualitas alat. Dengan alat yang baik dan durabilitas tinggi, data yang dihasilkan pun akan memiliki kualitas yang sangat baik.

Tanggal instalasi      : 19 Agustus 2024

Lokasi                         : Kalimantan Tengah

Alat                             : Automatic Weather Station (AWS) DAVIS 6162cm telemetri

Spesifikasi                 :

• Vantage Pro2™ Plus Cabled with Standard Radiation Shield. Product number: 6162cm
• Sensor Soil Moisture, temperature dan EC 15m cable
• Sensor Leaf wetness
• Telemetri system: Smart Logger dan modem GSM 2G/4G Logic IO
• Sistem catu daya: solar panel 50WP, Charge Controller 10A, Battery 12v / 12Ah
• Box Outdoor
• Server free (www.dataonline.co.id)
• Paket data 1 thn
• Tripot: Bahan Galvanis, merk local
• Instalasi

(Autor: SFM. Photo: SP. 030725)